Entri Populer

Selasa, 10 Mei 2011

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Dalam kehidupan nyata, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat berasal dari dalam maupun luar. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal Factor
Internal factor (faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara individu, kelompok ataupun organisasi. Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern).
1)             Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya. Salah satu contohnya disini adalah orang akan mengenal hak milik atas tanah, mengenal system bagi hasil, dan yang lainnya, dimana sebelumnya tidak pernah mengenal. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk akan berakibat terjadinya kekosongan baik dalam pembagian kerja, maupun stratifikasi social, hal tersebut akan mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
2)             Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention). Suatu proses social dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaanbaru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsure kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery sendiri akan berubah menjadi invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut.
3)             Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Mmisalnya saja pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua. Generasi muda pada umumnya lebih senang menerima unsur-unsur kebudayaan asing, dan sebaliknya generasi tua tidak menyenangi hal tersebut. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan dalam masyarakat.
4)             Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akanm membawa akibat berubahnya segala tata cara yang berflaku pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Biasanya hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b. External Factor
Selain internal factor, pada masyarakat juga dikenal external factor. External factor atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat. Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern).
1)             Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2)             Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Misalnya, terjadinya perang antarsuku ataupun negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada suku atau negara yang kalah. Pada umunya mereka yang menang akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakatnya, atau kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau negara yang mengalami kekalahan. Contohnya, jepang yang kalah perang dalam Perang Dunia II, masyarakatnya mengalami perubahan-perubahan yang sangat berarti.
3)             Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Adanya proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut. Pengaruh-pengaruh itu dapat timbul melalui proses perdagangan dan penyebaran agama.


Faktor Pendukung dan Penghalang Proses Perubahan
Faktor Pendukung Proses Perubahan
Terjadinya suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya, sehingga menyebabkan timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebar luaskan kepada semua masyarakat, hingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkaya dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang baru.
Sistem pendidikan formal yang maju
Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan dapat membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuh kebutuhan zaman atau tidak.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru. Contohnya hadiah nobel, menjadi pendorong untuk melahirkan karya-karya yang belum pernah dibuat.
Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
Adanya toleransi tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang menyimpang itu akan melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat.
Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
Adanya system yang terbuka di dalam lapisan masyarakat akan dapat menimbulkan terdapatnya gerak social vertical yang luas atau berarti member kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Hal seperti ini akan berakibat seseorang mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang memiliki status yang lebih tinggi. Identifikasi adalah suatu tingkah laku dari seseorang, hingga  orang tersebut merasa memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang dianggapnya memiliki golongan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukannya agar ia dapat diperlakukan sama dengan orang yang dianggapnya memiliki status yang tinggi tersebut.
Adanya penduduk yang heterogen
Terdapatnya penduduk yang memiliki latar belakang kelompok-kelompok social yang berbeda-beda, misalnya ideology, ras yang berbeda akan mudah menyulut terjadinya konflik. Terjdinya konflik ini akan dapat menjadi pendorong perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Terjadinya ketidakpuasan dalam masyarakat, dan berlangsung dalam waktu yang panjang, juga akan mengakibatkan revolusi dalam kehidupan masyarakat.
Adanya orientasi ke masa depan
Terdapatnya pemikiran-pemikiran yang mengutamakan masa yang akan datang, dapat berakibat mulai terjadinya perubahan-perubahan dalam system social yang ada. Karena apa yang dilakukan harus diorientasikan pada perubahan di masa yang akan datang.
menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:
  1. sikap menghargai hasil karya orang lain
  2. keinginan untuk maju
  3. system pendidikan yang maju
  4. toleransi terhadap perubahan
  5. system pelapisan yang terbuka
  6. penduduk yang heterogen
  7. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
  8. orientasi ke masa depan
  9. sikap mudah menerima hal baru.
Sumber: Dari wikan2004.multiply.com

Faktor Penghalang Proses Perubahan
Di dalam proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat faktor pendorong saja, tetapi juga ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut antara lain:
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.
Sikap masyarakat yang tradisional
Adanya suatu sikap yang membanggakan dan memperthankan tradisi-tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.
Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
Organisasi sosial yang telah mengenal system lapisan dapat dipastikan aka nada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut. Contoh, dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang mengalami transisi. Pada masyarakat yang mengalami transisi, tentunya ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Hal ini biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya terasing, yang membawa akibat suatu masyarakat tidak akan mengetahui terjadinya perkenmbangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang lainnya. Jadi masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan yang lebih baik untuk dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada pada masyarakat tersebut.
Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Anggapan seperti inibiasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain. Jadi bila hal-hal yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat ituakan memiliki prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Karena adanya kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan kepahitan atau penderitaan lagi.
Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
Hambatan ini biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk merubah unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Karena akan diartikan sebagai usaha yang bertentangan dengan ideologi masyarakat yang telah menjadi dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.
Adat atau kebiasaan
Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dan apabila pola perilaku yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk merubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan alat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.
Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Faktor penghambat dari proses perubahan social ini, oleh Margono Slamet dikatakannya sebagai kekuatan pengganggu atau kekuatan bertahan yang ada di dalam masyarakat. kekuatan bertahan adalah kekuatan yang bersumber dari bagian-bagian masyarakat yang:
  1. Menentang segala macam bentuk perubahan. Biasanya golongan yang paling rendah dalam masyarakat selalu menolak perubahan, karena mereka memerlukan kepastian untuk hari esok. Mereka tidak yakin  bahwa perubahan akan membawa perubahan untuk hari esok.
  2. Menentang tipe perubahan tertentu saja, misalnya ada golongan yang menentang pelaksanaan keluarga berencanasaja, akan tetapi tidak menentang pembangunan-pembangunan lainnya.
  3. Sudah puas dengan keadaan yang ada.
  4. Beranggapan bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat. Golongan ini pada dasarnya tidak menentang perubahan itu sendiri, akan tetapi tidak menerima perubahan tersebut oleh karena orang yang menimbulkan gagasan perubahan tidak dapat mereka terima. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menggunakan pihak ketiga sebagai penyampai gagasan tersebut kepada masyarakat.
  5. Kekurangan atau tidak tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perubahan diinginkan.
Hambatan tersebut selain dari kekuatan yang bertahan, juga terdapat kekuatan pengganggu.  Kekuatan pengganggu ini bersumber dari:
  1. Kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat yang bersaing untuk memperoleh dukungan seluruh masyarakat dalam proses pembangunan. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, yang dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
  2. Kesulitan atau kekomplekkan perubahan yang berakibat lambatnya penerimaan masyarakat terhadap perubahan yang akan dilakukan. Perbaikan gizi, keluarga berencana, konservasi hutan dan lain-lain, adalah beberapa contoh dari bagian itu.
  3. Kekurangan sumber daya yang diperlukan dalam bentuk kekurangan pengetahuan, tenaga ahli, keterampilan, pengertian, biaya dan sarana serta yang lainnya.

Minggu, 13 Februari 2011

PENDAHULUAN MAKALAH KENAKALAN REMAJA


PENDAHULUAN



Masa remaja pada umumnya berkisar antara 12th-21th, di tandai dengan beberapa perubahan pada bentuk tubuh mulai dari ujung kaki sampai ke ujung rambut dan perubahan pada sifat dan tingkah lakunya.

Masa remaja adalah masa penentu untuk masa depan atau penentu untuk masa yang akan datang, sehingga banyak melakukan suatu hal yang bertujuan untuk menumukan jati dirinya, seperti mencoba membentuk sebuah grup band, sepak bola, dll.

Oleh sebab itu tidak sedikit remaja yang salah jalan dalam penetuan hidupnya seperti menjadi pecandu dan pengedar narkoba, free sex, yang diawali dengan coba-coba dan lama kelamaan menjadi ketergantungan.

Hal itu terjadi karena tidak menghiraukan ketentuan-ketentuan agama, selain itu peranan orang tua, keluarga, lingkungan sekitar, dan lingkungan bergaul juga sangat penting untuk meminimalkan kenakalan remaja tersebut, serta dengan penyediaan pasilitas-pasilitas yang mendukung untuk menempatkan minat dan bakat remaja saat ini seperti penyediaan sarana olaraga bola voly, sepak bola, road race, cross, dll.

Semoga dimasa yang akan datang pihak-pihak terkait dapat menemukan cara untuk mengurangi/meminimalkan kenakala-kenakala remaja yang terus meningkat seperti saat ini.

kenakalan - kenakalan remaja


“KENAKALAN REMAJA”

BAB I

BALAPAN MOTOR LIAR
  1. Faktor terjadinya balapan liar ;
-          Kurangnya bimbingan dari ortu, mumunya mereka sudah tidak mempunyai kedua orang tua lagi, sebab balapan liar itu tidak akan terjadi apabila komuntias tersebut mempuyai orang tua yang membimbing, kalau misalkan mereka masih punya orang tua pasti dilalarang keluar malam dengan membawa motor tanpa ada alasan yang jelas.
-          Mencari kepuasan, para komuntias balapan liar pada dasarnya mempunyai permasalahan pada hidupnya, sehingga meluapkan emosinya dengan cara kebut-kebutan di jalanan umum, mungkin dengan cara seperti itu  mereka merasa puas.
-          Mendapatkan uang, biasanya untuk mengubah mesin pada motornya komunitas balapan liar tidak mendapatkan uang dari ortunya, mereka mendapatka uang dengan cara bertaruh.
-          Bakat yang tidak tersalurkan, pada umumnya mereka memiliki bakat yang tidak dimiliki setiap oleh orang, mungkin dengan keterbatasan mereka tidak bisa menyalurkan bakatnya ditempat yang benar.

2.   Cara mengatasi / meminimalkan :
-          Menglihkan minat dan bakat, jadi yang tadinya senang balapan liar dialihkan balapannya disirkuit dangan cara memperbanyak event balapan (legal) baik itu cross maupun road race, seharusnya pemerintah juga memberikan sarana disetiap daerah.
-          Penegakan hukum, biasa melalui patroli atau razia, lalu memberi penyadaran pada pelaku.
-          perhatain ortu, menaruh perhatiah lebih terhadap pergaulan anaknya sehingga biasa mengurangi terjadinya balapan liar.


3.   Saran
Menurut kami balapan liar dapat dicegah dengan menambah aparat keamanan dan memperbanyak patroli-patroli sehingga para pelaku balapan liar akan mengurungkan niatnya. Tetapi dengan cara memberikan sarana disetiap daerah itu juga bisa mencegah terjadinya balapan liar.


BAB II

PENGGUAAN / PECANDU NARKOBA
1.   Faktor Penyebab Penggunaan Narkoba :
·         Coba-Coba, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mecicipi efek dari zat terlarang itu, tanpa di bekali iman yang kuat maka akan mencoba zat terlarang itu, tanpa disadari telah diulangi berkali-kali sehingga menjadi pecandu.
·         Melupakan Masalah / Baban stres, orang yang ditimpa banyak masalah dan mulai putus asa dapat terjerumus dalam dunia narkoba, karena efek dari zat terlarang itu seseorang akan merasa gembira ria, mabuk, dan tertidur nyenyak.
·         Merasa hebat, seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain sebagai sosok yang ditakuti agar setiap keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang akan membentuk sikap serta prilaku yang tidak umum dan sifat memberontak.
·         Ikut-ikutan, orang yang sudah menjadi korban narkoba berusaha mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain merasakan penderitaan yang dirasakannya, pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang sebagai perkenalan dan akan meminta bayara setelah korban ketagihan, orang yang melihat orang lain yang sedang asyik pakai obat terlarang bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut.

2.   Cara mengatasi / meminimalkan :
·         Memperkuat keimanan, dengan mempunyai iman yang kuat kita mempuyai batasan mana yang baik dan mana yang buat diri kita dan orang lain, menyalahgunakan narkoba haram hukumnya karena mengandung zat yang dapat memabukan.
·         Memilih lingkungan pergaulan yang sehat, pergaula sangat penting untuk menambah wawasan, tapi pergaulan juga sebenarnya bisa mejadi jembatan antara kita dengan narkoba, jadi harus pandai-pandai milih tempat bergaul jangan sampai terjerumus kedalam dunia narkoba.
·         Kampanyekan anti narkoba, dengan cara seperti itu semua orang bisa tahu tetang bahaya narkoba dan membulatkan tekad untuk tidak mencoba-coba narkoba.
·         Perbanyak razia narkoba, polisi seharusnya lebih gencar  dan lebih ditingkatkan lagi dalam pemberantasan narkoba, mungkian dengan cara memperbanyak razia akan menimbulkan efek jera pada pengguna khususnya kepada pengedar narkoba.

3.   Saran
Jauhi narkoba kita cukup tahu nama dan bahayanya saja.
SAY NO TO DRUGS....!!!


BAB III

BERBOHONG KEPADA ORANG TUA
1.   Faktor Penyebab Remaja Berbohong Kepada Orang Tua
ü  Tidak percaya diri, tidak sedikit remaja yang tidak percaya diri untuk mengungkapkan kesalahannya kepada orang tuanya sehingga berbohong.
ü  Kurang perhatian, tidak jarang remaja menggunakan jurus berbohong kepeda orang tuanya hanya untuk mendapatkan perhatian yang lebih.
ü  Menyembunyikan kesalahan, biasanya setiap remaja tidak mau orang tuanya tahu akan kesalahan yang telah dilakukannya sehingga berbohong kepada orang tuanya.
ü  Ingin dibanggakan, setiap orang tua pasti membanggakan anaknya, mungkin karena alasan tersebut remaja sering berbohong kepada orang tuanya karena ingin selalu dibanggakan orang tuanya.



2.   Cara mengatasi / meminimalkan :
ü  Diajarkan untuk berkata jujur pada usia dini, sehingga kalau sudah dewasa akan terbiasa mengemukakan sesuatu dengan apa adanya tanpa dikurang ataupun dilebih-lebihkan.
ü  Orang tua menaruh perhatian yang cukup, dengan memberikan perhatian yang cukup anak akan merasa percaya diri karena orang tuanya perhatian, dan menjadi terbuka kepada orang tuanya.
ü  Perdalam pendidikan agama, setiap ajara agama melarang umatnya berbohong, apabila remaja mengerti ajaran tentang larangan berbohong mungkin akan menghilangkan atau meminimalkan remaja berbohong kepada orang tuanya.

3.   Saran
Sebaiknya orang tua memberikan perhatian dan menjadi tempat curhat anaknya, karena dengan begitu anak akan bisa lebih terbuka walaupun anaknya itu sudah menjadi remaja dan menjadi terbiasa untuk menceritakan sesuatu dengan apa adanya.

contoh kata pengantar


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan tugas kliping dari mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA.
Pembuatan tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penilaian pada mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA semester satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyususan dan penulisan pada penyelesaian tugas kliping ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembimbing.
Penulis berharap dengan selesainya tugas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Mahasiswa agar bisa mengerti fungsi dan kedudukan Undang-undang Dasar.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA dan kepada orang tua yang telah memberikan dukungan sehingga dapat diselesaikannya tugas ini.
Demikian  kata pengantar ini saya tulis, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan tugas kliping ini.




Karawang, 20 Desember 2009
penulis